Sekilas mengenai Chemical Anchor
CHEMICAL ANCHOR
Kita yang bergerak di bidang konstruksi sering mendengar mengenai Chemical Anchor .. Apa sebenarnya chemical anchor itu ?
Chemical Anchor adalah 2 (dua) kata dalam bahasa Inggris yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti Angkur Kimia yang berarti suatu angkur atau sistem pengangkuran dengan menggunakan bahan kimia .. adapun pengangkuran pada suatu pekerjaan konstruksi bangunan yang menjadi tugas dari chemical anchor adalah memasang besi beton (rebar) atau angkur (studbolt) pada beton ..
Chemical Anchor ditujukan untuk mengganti sistem cast-in rebar/angkur pada beton yang dikarenakan suatu atau beberapa hal seperti perubahan desain, tertinggal ataupun untuk kemudahan pengerjaan, maka rebar/angkur tidak terpasang .. sistem ini akan berfungsi sama baiknya seperti keadaan cast-in dengan catatan pemasangan yang baik dan benar sesuai spesifikasi yang disyaratkan ..
Bagaimana Chemical Anchor bekerja ?
Chemical Anchor bekerja berdasarkan 2 (dua) prinsip sebagai berikut :
- Sebagai media yang merekatkan besi beton (rebar)/angkur dengan beton, dalam hal ini chemical anchor berfungsi seperti lem. Dalam hal ini kebersihan lubang bor harus diperhatikan karena debu yang menempel pada permukaan bagian dalam lubang bor pada beton akan menghalangi ikatan yang mengakibatkan tergelincir (slippage) saat mengalami beban tarik. Beberapa test membuktikan terjadi reduksi kekuatan sebesar 40% antara lubang bersih dan lubang kotor.
- Adanya keadaan saling mengunci (interlocking) antara permukaan kasar lubang beton dengan ulir/drat dari rebar/angkur tersebut. Keadaan ini terjadi setelah chemical mengeras sempurna. Oleh karenanya sangat penting menggunakan rebar berulir dan angkur yang mempunyai drat pada bagian yang tertanam. Keadaan pada rebar atau angkur polos dapat mengakibatkan reduksi kekuatan tarik sampai dengan 40%. Disamping itu lubang bor hasil pengeboran dengan Hammer Drill akan lebih kasar dibanding lubang bor yang dihasilkan dengan Core Drill, hal ini juga akan mengakibatkan reduksi kuat tarik.
Komposisi perbandingan kontribusi daya tahan terhadap gaya tarik yang dihasilkan prinsip pertama dan kedua adalah sekitar 40:60